teks berjalan

Selamat Datang di Blog Saya...!!! Semoga bermanfaat ya ^_^

Minggu, 18 Desember 2011

kasih sayangmu IBU....


Sore itu...
Aku sangat bahagia
Karena sudah beberapa minggu aku tidak pulang ke rumah
Yaa...aku bersekolah  di luar kota,
Walupun harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam
Namun rasanya terbayarkan karena dapat melepas rindu pada kedua orang tuaku dan saudaraku di rumah
Segera aku memberi kabar, bahwa aku akan pulang….
......
Sudah hampir sampai tujuan,,
Hujan datang dengan tiba-tiba...
Sangat deras
Dan sinar sore pun tertutup oleh awan tebal
.....
Aku pasti kebasahan
Pulsa hanphone juga tidak mencukupi untuk sms
Biarlah....yang penting aku sampai di rumah dengan selamat walau harus disiram oleh air hujan
...............
Begitu sampai di depan gang rumah
Aku melihat sosok yang tak asing bagiku
Ia berpakaian sederhana, mamakai payung yang cukup besar
Dengan senyuman khasnya menjemputku
Sejenak air mata ini menetes, namun kucoba menahannya....
Kucium tangannya yang basah karena air hujan,
Ku peluk tubuhnya yang terlihat letih...
Dia IBUKU.....ibu yang selalu sayang kepadaKU
Yang sepanjang hidupku tidak pernah tidak dipedulikaanya
Rasanya bahagiaku saat itu luar biasa
Aku merasakan bahwa ia sangat bangga kepadaku
Ia sangat menanti kepulanganku..
Ia sangat merindukanku….
Dan aku melihat dengan sangat jelas….Ia begitu menyayangiku
…………..
Di pelukannya..
Aku merasa belum mampu membalas semua yang ia berikan kepadaku
Ia tetaplah orang terbaik dalam hidupku
LOVE U MOM....

Ibu...Ibu...Ibu...


Malam itu hujan sangat deras..
Seluruh tenda perkemahan roboh diterpa angin kencang disertai hujan
Aku dan temnku yang lain berlari menuju tempat yang lebih aman..
Ruang kelas tempatku bersekolah menjadi tempat peristirahatan kami semalam.
.........
Aku sama sekali tidak mengetahui
Bahkan membayangkan saja tidak
Ibuku di rumah sangat menanti kedatanganku....
Di tengah malam bersamaan dengan hujan yang sangat deras itu
Ibuku menunggu, duduk di samping jendela
Memandang apakah aku akan pulang karena hujan itu sangat mengusik pikirannya
Hujan itu telah membuatnya cemas
Dalam hatinya berkata “mungkin saja ia akan pulang karena hujan dan angin malam ini begitu kencang, mungkin saja ia kehujanan lalu bergegas pulang ke rumah..”



Wajar ia berfikir seperti itu
Karena jarak antara rumah dan sekolahku termasuk dekat
Karena hujan  dan angin itu pasti merobohkan tenda tempatku tidur,
dan karena IBU sayang kepadaku...




I Love U Mom….Forever….

sahabatku...


Kehilangan seorang sahabat atau lebih adalah hal yang biasa bagiku. Walaupun harus diakui bahwa pada awalnya kehilangan seorang sahabat adalah hal yang menyakitkan. Sahabat memang pemanis kehidupan ini, selalu berbagi saat suka ataupun duka. Yang setia memeluk saat diri merasa ringkih dan bersedia menjadi tempat sampah untuk membuang segala rasa gundah dan sedih yang sedang dialami.

Walaupun dulu kita pernah berjanji untuk tetap menjalin persahabatan, untuk tidak saling melupakan, untuk selalu membagi setiap cerita penting dalam keseharian, untuk sekedar bercengkrama, dan bersenda gurau, ,.........namun  waktu, jarak, kesibukan, teman baru, lingkungan baru dan beberapa hal lain ternyata mampu juga mengikis sedikit demi sedikit kedekatan itu.  Tidak ada lagi kepercayaan yang penuh yang diberikan kepada ku, tidak ada lagi cerita yang ingin dibagi olehnya, semua hanya untuk teman-teman barunya atau mungkin sahabat barunya.
Tapi jauh dari kedekatan itu, tidak akan menghapus rasa peduli ku terhadap sahabat sahabat ku dulu dan sekarang. Kebaikan akan selalu aku patri dalam hati. Tak pernah sedikitpun rasa kagumku pada kebaikan, kecerdasan, kelembutan dan kerendahan hati kalian hilang dari ingatanku, sampai saat ini. Kami mungkin tidak sedekat dulu, namun bukan berarti kami saling melupakan. Biarlah sahabat-sahabat ku yang dulu menemukan sahabat baru yang lebih baik dari ku, yang lebih mampu memberikan dampak positif bagi kehidupannya, yang mampu memberikan motivasi, dan selalu membantunya untuk terus maju. Begitupun aku….. 
I miss u all of my friends... 

no smoking....


Sebenarnya saya ingin sekali berkata kepada teman, saudara, atau semua perokok yang ada di dekat saya: “pak, mas, om, de’ (karena perokok yg lebih sering aku liat itu  laki2, tp emg gk semua) tolong donk!!  jgn membantu ngerusak paru-paru saya dengan asap rokok yang bapak, mas, (ato sapa ajalah) hembuskan itu…” ato “bisa gak asap rokoknya ditelan sendiri,,jgn dibagi-bagi’in ke orang lain… ya kalo bagi2 duit, bagi2 makanan sih gak papa.. lah ini asap rokok yang gak ada manfaat apalagi pilihan rasanya (strawberry, anggur, orange, ato apel….)

Pernah ni di angkot ada mas2 lagi asik bgt ngerokok….kayaknya iklas n semangat bgt dia ngasih asap rokoknya ke penumpang2 lain di  angkot……trus saya bilang:  “mas…rokoknya donk..” (sambil kipas2 pake tangan, klo gk gt ntar malah dikira minta rokok lage..hehe).  Untungnya dia ngerti,,,,jadi langsung di injek2 tu rokoknya…mati deh….
Nah…itu kalo orangnya pengertian,,,coba kalo nggak…. Yang ada malah marah-marah,,bukannya rokoknya yang di injek,,,ntar malah saya lagi yang di injek2… jadi kadang2 saya cuma bisa diem aja, sambil menikmati detik-demi detik racun yang masuk ke paru-paru saya… (*jahat).

Padahal di bungkus rokok itu ada tulisan “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”.tapi pengguna rokok bukanya berhenti malah menjadi-jadi. 

 Saya jadi bertanya-tanya. Kenapa sih pada ngerokok???
Alasan yang sering saya dengar dari perokok adalah:“kalo gak ngerokok itu gak enak” ato ada juga yang bilang “ngerokok buat ngilangin stress” ato malah “Suka-suka gue, duit-duit gue”. Tapi suka-suka lo itu nyakitin gue mennn…. *esmosi jiwa jadinya
Klo untuk mengobati masalah rasanya gak ada….mungkin dengan rokok kamu bisa melupakan sejenak masalah, namun tidak untuk menyelesaikannya… masa’ iya sih bisa menyelesaikan masalah?? Rasanya hanya akan menambah masalah. Selain merusak paru-paru juga akan menguras isi dompet.
tapi ya itu dia…alasan perokok2 sejati emang gak ada matinya… adaaaaaaaaaaaaaaaaa aja alasannya,, Ya untuk membela diri emang hak semua orang….
Tapi saya sebagai perokok pasif sangat kecewa dengan ketidak pedulian perokok yang merokok ditempat umum. Jadi, ngelarang untuk tidak merokok kepada semua orang  mungkin perjuangan besar termasuk karena alasan HAM. Tapi selama lebih banyak mudharatnya kenapa gak di tinggalin??


Selasa, 04 Januari 2011

LEGENDA BATU TRUMPIT


Di sebuah Kampung Sunggih yang terletak di hulu Sungai Mahakam daerah Kutai, tinggalah seorang bapak bernama Pak Kattong dengan anak perempuannya bernama Maya. Ibunya, telah meninggal dunia sejak Maya berusia 10  tahun.
Pak Kattong memenuhi kebutuhan hidup dengan berladang, mencari ikan, dan menjual air di gunung dan disalurkannya dengan bambu panjang sampai di depan rumah. Air gunung itu sangat jernih sehingga banyak orang membeli air Pak Kattong atau menukarnya dengan hasil ladang mereka. Maya, anak Pak Kattong sering membantu ayahnya di rumah.
Kini Maya berusia 17 yahun dan memiliki paras yang cantik, dengan badan tinggi semampai. Oleh karena kecantikannya, ia diberi gelar kembang Kampung Sunggih. Berita kecantikan Maya tersebar luas ke seluruh kampung, bahkan sampai ke kampung-kampung lain.
Pada suatu ketika Kampung Sunggih dan kampung-kampung lain, dilanda musim panas yang panjang. Karena panas yang panjang itu, semua tanaman mati dan air sungai menjadi dangkal. Bahkan, Danau Kedang Murung tempat orang memancing ikan pun kering. Semua benih yang ditanam tidak ada yang tumbuh.
Penduduk sibuk mencari air, tetapi Pak Kattong tidak perlu sibuk mencari air yang bersumber dari gunung itu tidak pernah kering.
Oleh karena itu, pendduk Kampung Sunggih mengambila air dari pancuran Pak Kattong. Pak Kattong dan Maya tidak keberatan jika penduduk mengambil air dari pancuran mereka.
Dari sekian banyak orang yang mengambil air, salah satu di antaranya adalah seorang kepala adat yang bernama Pak Usen. Ia seorang kepala adat di kampung Betcit. Pak Usen dikanal sebagai orang berilmu tinggi, memiliki kesaktian , dan jago silat. Jika ia sedang marah, segala sesuatu yang dilihatnya akan berubah menjadi batu. Pak Usen sangat sakti sehingga penduduk Kampung Betcit taat kepadanya.
Pada suatu pagi, banyak penduduk Kampung Betcit berduyun-duyun menuju pancuran Pak Kattong. Ketika mereka asyik mengambil air, turunlah Maya dari rumah untuk mengambil daun pisang di halaman rumah. Semua orang yang sedang mengambil air terkagum-kagum melihat wajah Maya yang sangat cantik. Tubuh semampai, rambut ikal, dan kulit kuning menambah kecantikan Maya.
Cerita tentang kecantikan Maya cepat menyebar dan terdengar pula oleh Pak Usen. Ia pun tertarik dengan cerita itu dan bermaksud melihat kecantikan Maya.
Malam harinya, Pak Usen memikirkan bagaimana caranya pergi ke Kampung Sunggih. Ia akan memutuskan berangakat sendiri dan berlaku sebagai pembeli air.
Keesokan harinya, Pak Usen ditemani pembantunya menuju Kampung Sunggih hendak membeli air minum di rumah Pak kattong.
Setelah menyampaikan maksud kedatangannya kepada Pak Kattong, Pak Usen  pun diajak ke pancuran air. Pak usen pn mengisi buluh air pada pancuran itu.
Tidak berapa lama, Maya keluar untuk menjemur pakaian. Ketika Pak Usen melihat Maya, terlepaslah buluh bambu yang sudah penuh air itu dari tangannya. Air itu tumpah ke tanah, tetapi tak dihiraukannya. Matanya tak lepas memandang Maya, gadis yang menjadi kembang Kampung Sunggih.
Pak Usen benar-benar terpesona melihat kecantikan Maya. Sesampai di rumah, wajah Maya selalu terbayang di matanya.
Esok harinya, ia memutuskan untuk pergi lagi ke Kampung Sunggih dengan alasan membeli air. Pak Kattong dan Maya tidak sedikitpun merasakan ada tingkah yang aneh pada diri Pak Usen.
Demikianlah hal itu dilakukan Pak Usen dan pembantunya selama seminggu. Akhirnya, Pak Usen memutuskan untuk mengirim utusan meminang anak Pak Kattong.
Berangkatlah utusan Pak Usen ke rumah Pak Kattong di Kampung Sunggih. Sayang, niat mereka tidak terpenuhi karena Maya belum ingin berumah tangga.
Setelah mendengar penjelasan dari utusannya, Pak Usen marah sekali. Meskipun masih dapat mengendalikan diri. Beberapa hari kemudian, Pak Usen tetap menyuruh utusannya untuk melamar anak Pak Kattong lagi. Jawaban Pak Kattong sama dengan jawaban pertama.
Penolakan kali ini menyebabkan Pak Usen tidak dapat menahan marah. Ia mengatakan kepada pengikut-pengikutnya supaya besok pagi mereka siap karena ia sendiri yang akan datang melamar.
Keesokan harinya, dengan pakaian lengkap sebagai kepala adat, Pak Usen memimpin rombongan menuju rumah Pak kattong di Kampung Sunggih. Pak Usen menjelaskan kepada Pak Kattong bahwa kali ini ia sendiri yang datang melamar. Akan tetapi, jawaban Pak kattong tidak berubah. Pak Usen marah mendengar lamarannya ditolak. Ia bangkit dan langsung menuju ke kamar Maya. Ia memegang tangan Maya dan menariknya ke pancuran.
Pak Kattong terkejut, tetapi ia tidak mampu berbuat apa-apa. Sesampai di pancuran, badan Maya tidak dapat bergerak lagi. Badannya berubah menjadi batu. Demikian pula badan Pak Usen. Dalam sekejap mata, tubuh keduanya bersatu menjadi batu.
Bersamaan dengan kejadian itu, turunlah hujan lebat disertai tiupan angin yang sangat kencang. Karena hujan lebat, aliran pancuran makin deras. Aliran air itu memancar bagai anak sumpitan mengenai tubuh Maya dan Pak Usen yang telah membantu.
Penduduk yang menyaksikan peristiwa ini mengatakan bahwa batu besar itu kena sumpit. Dari kata “tersumpit” inilah muncul kata “trumpit”. Hingga sekarang orang menyebutnya batu trumpit.